Potensi Kerajinan perak di Kec. Tempeh
Pintu gerbang kawasan Pengrajin Emas dan Perak |
( Tempeh, 17 maret
2015 ) Kerajinan
perak ditanah jawa, sejak lama telah didominasi dari kotagede dan kasongan DI
Yogyakarta. Namun seiring dengan berjalannya waktu dan berkembangnya ilmu
pengetahuan, ada yang dapat mengembangkan kerajinan perak didaerah lain bahkan sudah merambah pada
logam Emas dan alpaca..
Adalah sebuah tempat
di lereng semeru tepatnya di kecamatan tempeh terdapat sentra kerajinan perak dan Emas yang dijalankan oleh Industri Rumah Tangga (home industri) yang berpusat di Desa Pulo dan
tersebar di beberapa desa disekitarnya seperti Gesang, Besuk, dan Jokarto. Meski belum seterkenal kotagede namun harus
diakui betapa karya para pengrajin perak
dan Emas asal Desa Pulo, Gesang, Jokarto dan Besuk telah mendunia dan diminati oleh
kolektor kerajinan perak dan Emas mancanegara..
Kebudayaan di Tanah Jawa
Budaya logam tanah jawa pada
kenyataannya merupakan bukti paling faktual dari tingginya peradaban
peninggalan kerajaan-kerajaan besar yang pernah berjaya dan berdaulat di tanah
jawa. Kerajinan logam baik emas, perak, perunggu, tembaga dan kuningan pada
mulanya banyak dikembangkan untuk membuat persenjataan, perkakas rumah tangga,
cinderamata dan perhiasan. Pada perkembangannya motif dan corak kerajinan logam
tanah jawa juga mendapat pengaruh dari peradaban lain seperti india, cina,
timur tengah dan eropa.
Tercatat dalam rentang tahun
1405-1433 Bahariwan muslim asal negeri tiongkok laksamana Muhammad Cheng Ho mengadakan muhibah perdamaian dan menjalin hubungan
perniagaan dengan kerajaan – kerajaan di nusantara, cheng ho tak ketinggalan
memberikan cinderamata berupa guci, kain sutera hingga kerajinan logam khas negeri China. Dalam ekspedisinya yang tercatat
terbesar sepanjang sejarah pelayaran dunia, armada cheng ho juga menyertakan
beberapa tenaga profesional yang memiliki kompetensi tinggi dibidangnya seperti
ahli pengobatan, ahli persenjataan, ahli pertukangan, ahli kerajinan, dsb yang
membagikan ilmu kepada penduduk pribumi yang disinggahinya.
Motif Perak Tulang Naga , Ciri Khas
Produk Kec. Tempeh
Kerajinan perak dari kawasan Kec. Tempeh, dipercaya memiliki ke-khasan corak dan motif
yang membuatnya berbeda dari hasil karya para pengrajin perak kotagede maupun
pengrajin perak pulau dewata. Motif Tulang
naga atau oleh orang asing manca negara disebut Dragon Bone, sudah lama dikenal dan diakui
sebagai karya khas pengrajin perak di
kawasan Kec. Tempeh, konon motif ini diilhami dari gelang perak yang dipakai oleh Maha
Patih Gajah Mada saat menggelorakan sumpah amukti palapa.
Berkat motif khas inilah para
pengrajin perak dari Desa Pulo, Gesang, Jokarto dan
Besuk banyak yang hijrah ke Bali dengan menekuni profesi sebagai pekerja
art shop di sentra kerajinan perak celuk, gianyar Bali.
Keahlian pengrajin Emas dan Perak yang berasal dari Kec. Tempeh,
cukup
diperhitungkan dikalangan pengrajin perak pulau dewata. Sayangnya Pengrajin
perak lumajang belum memiliki pangsa pasar sendiri, order yang mereka kerjakan
umumnya berasal dari investor kerajinan yang memiliki akses pasar di pulau
dewata dan link pasar properti mancanegara. Sebagian pengrajin perak asal Desa Pulo, Gesang, Jokarto dan Besuk lebih memilih menjadi pekerja art shop di
pulau bali, sebagian besar karya mereka dipasarkan di outlet-outlet khusus
kerajinan perak di celuk maupun di pasar kerajinan sukowati.
Wisata Alternatif Berbasis Industri
Pedesaan
Diakui atau tidak Home industri
perak di Pulo dan sekitarnya selama ini mengalami dilema klasik yakni kurangnya
perhatian dan dukungan dari pemerintah daerah dalam menjembatani akses modal
dan pasar. Banyak para pengrajin yang mengalami hambatan pada akses modal, terutama pada pengrajin kecil dan pemula.
Kreasi desain pengrajin |
Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Kabupaten Lumajang,
telah menetapkan Desa Jokarto sebagai Desa Wisata di Kecamatan Tempeh.
Penetapan Desa Jokarto sebagai Desa Wisata,lebih kepada bahwa Desa Jokarto
memiliki potensi alam yang mendukung. Sehingga diharapkan Desa Jokarto menjadi
tujuan utama kunjungan wisata alam dengan Desa penyangga wisatanya, meliputi Desa Pulo, Desa Gesang dan Desa
Besuk. Ketiga Desa penyangga tersebut, di Kecamatan Tempeh telah dikenal
sebagai Desa Industri kreatif dan inovatif, maka dengan penetapan Desa Jokarto
sebagai Desa Wisata, ketiga Desa penyangga dapat disatukan satu paket dalam
kunjungan wisata. Sekaligus para pengrajin dapat memasarkan produk yang
dihasilkan
Manakala paket wisata telah dapat berjalan dengan baik, dan
Desa Desa telah ber ubah menjadi tempat tujuan, tentu para pengrajin maupun
masyarakat tidak bisa duduk diam dan menunggu. Ada tututan yang harus dipenuhi
oleh para pengarajin dan masyarakat, yaitu munculnya kreasi kreasi baru yang
men cirikan budaya khas Kabupaten Lumajang. Sehingga kekhawatiran terhadap
pembajakan hak cipta sedikit dapat terjaga karena ciri khusus tersebut. Oleh
karena itu, para pengrajin dituntut untuk belajar terus menerus agar dapat
memunculkan kreasi produk baru, dapat menciptakan karya karya baru dengan
inovasi inovasi terbaru.
Innovasi produk yanag dihasilkan |
Kerajinan Emas dan Perak, sampai kapankah mampu bertahan ?
Desa Pulo, Desa Gesang,
Desa Jokarto dan Desa Besuk, memang menjadi
sebuah kawasan Desa yang istimewa, roda
perokomomiannya berkembang cukup pesat, rumah-rumah gedong yang sebagian
diantaranya mewah (magrong-magrong) memberikan kesan betapa industri kerajinan emas dan perak tidak sekedar bisa menghidupi
melainkan juga menjadikan Desa Pulo,
Desa Gesang, Desa Jokarta dan Desa Besuk, kini sebagai “desa yang berwajah kota”. Tanpa harus meninggalkan budaya dan ciri khas Pedesaan.
Karya kerajinan emas dan perak Desa pulo,
Desa Gesang, Desa Jokarto dan Desa Besuk, memang cukup lama bertahan menjadi
primadona di pulau dewata dan bahkan sukses menembus pasar mancanegara. Namun jika para pengrajin dan masyarakatnya tidak turut
serta mengikuti kehendak pasar, sudah dapat dipastikan Industri yang berbasis
pedesaan inipun akan terhenti.
Sebagus apapun karya yang dibuat, semewah apapun produk yang
yang dihasilkan, produsen tetap harus mengikuti kemauan pasar. Sebab jika tidak
mengindahkan keinginan pasar, memaksakan kehendak, maka yang terjadi adalah
berpindahnya konsumen pada produsen yang lain. Jika sudah demikian, maka akan
muncul pertanyaan, yang mau beli siapa...??
= KIM Nawala kecamatan
Tempeh Kabupaten Lumajang.
Komentar ini telah dihapus oleh pengarang.
BalasHapusAssalamu'alaikum..
BalasHapusMin saya mahasiswa Universitas Jember butuh info mengenai siapa saja pengrajin perak yang memiliki produksi dan penjualan yang tinggi ? terimakasih min mohon bantannya :)