SELAMAT DATANG DI WEBBLOG KIM NAWALA. WEBBLOG INI MEMBERIKAN INFORMASI KEPADA ANDA SEPUTAR KABUPATEN LUMAJANG DENGAN SEGALA KEBERAGAMANNYA
Home » , , » Festival Dingklik Pasinan

Festival Dingklik Pasinan

Written By Unknown on Sabtu, 27 Mei 2017 | 09.25

Festival Dingklik Pasinan


Kursi adalah sebuah perabotan rumah yang biasa digunakan sebagai tempat duduk. Pada umumnya, kursi memiliki 4 kaki yang digunakan untuk menopang beban di atasnya. Kursi merupakan salah satu perabot tertua dan utama dikalangan masyarakat sekarang, kursi baru dipakai secara luas pada abad XVII. Saat itu kursi merupakan simbol kekuasaan dan martabat. Sebab kebanyakannya masyarakat dari warga biasa, duduknya dengan menggunakan dingklik (bangku kecil), bangku panjang, atau peti kayu.
Serupa dengan Mesir, pada masyarakat Yunani kuno, (110-400 SM), kursi menentukan status sosial pemiliknya. Namun, bangsa itu sempat menorehkan prestasi dengan menemukan model kursi cantik, klysmos. Kursi tanpa tangan ini berbentuk khas, dua kaki depannya melengkung seperti huruf C menganga ke depan, sebaliknya, dua kaki belakangnya seperti hurup C menghadap ke belakang. Sandarannya pun melengkung. Akibatnya, dari samping kursi itu bersiluet S. Kursi yang dudukannya terbuat dari dudukan tali itu ngetrend kembali pada awal abad XIX dan XX.



Kursi lipat merupakan salah satu contoh jenis kursi yang sudah cukup terkenal. Dinamakan kursi lipat karena kursi ini bisa dilipat saat tidak digunakan sehingga lebih praktis ketika disimpan. Berdasarkan strukturnya, kursi lipat bisa dibedakan menjadi 2 macam yakni kursi lipat meja dan kursi lipat tanpa meja. Masing-masing jenis kursi lipat ini mempunyai manfaat dan penggunaan yang berbeda-beda.

Dusun Pasinan Desa Karang bendo kec. Tekung Kabupaten Lumajang, adalah sebuah dusun yang dikenal luas sebagai penghasil meubelair khususnya pembuatan kursi, sofa dan Industri meubelair lainnya. Hasil industry meubelair yang dikerjakan di dusun pasinan tersebut, dipasarkan tidak hanya di Lumajang dan sekitarnya. Namun pasarnya telah merambah hingga ke Bali, Lombok, Sumbawa dan NTT.

Dalam rangka untuk memacu semangat dan kreatifitas para pekerja dan pengusahanya, pada pertengahan mei 2017 yang lalu, telah diselenggarakan festival yang dilabel dengan festival dingklik, dengan mengambil istilah dari Bahasa jawa. Dalam festival pembuatan sofa tersebut, penilaian tidak hanya pada kecepatan dalam proses pembuatannya. Tetapi juga dinilai dari model, pemilihan warna, kekuatan dan tentu saja kecepatan prosesnya.


Hadir dalam kesempatan festival itu Bupati Lumajang Drs. As’at M.Ag bersama staf Pemerintah Daerah lainnya, dan dalam sambutannya Bupati Lumajang menyampaikan “ bahwa festival ini bukan hanya sekedar ajang lomba, namun diharapkan dengan adanya festival ini akan muncul inovasi dan kreasi baru dalam industry meubelair”

Festival dingklik di dusun pasinan desa Karang bendo kec. Tekung ini diakhiri dengan penyerahan trhopy pemenang festival oleh Bupati Lumajang Drs. As’at. M.Ag.  (kim/c.a )





Share this article :

0 komentar:

Speak up your mind

Tell us what you're thinking... !

 
Support : Creating Website | Johny Template | Mas Template
Proudly powered by Blogger
Copyright © 2011. (KIM) NAWALA - All Rights Reserved
Template Design by Creating Website Published by Mas Template