Membangun
Komunkasi Dengan ABG
Remaja ABG ( anak baru gede ) sering menarik perhatian
karena keanehannya, kelucuannya, tetapi dapat pula karena menjengkelkan dan
mencemaskan. " sulit diatur" kata seorang ibu ketika menuturkan keluh
kesah tentang anaknya. saya sudah tidak tahan lagi menghadapi anak saya yang
baru menginjak 17 tahun. ia sulit diatur, banyak maunya. bila tidak di turuti
kemauannya, ulahnya macam-macam. menjadi tambah tidak sopan terhadap orang tua,
malas sekolah, kerjapun tidak mau, keluyuran sepanjang hari tidak ingat waktu,
dan masih banyak lagi kenakalan yang di buat-buat. nasihat yang diberikan masuk
telinga kanan, keluar dari kuping kiri. menghadapi anak macam begini,
membingungkan dan menyedihkan tidak tahu harus berbuat apa.
padahal bagi orang tua, keberhasilan si remaja menjadi
impian dan alangkah bahagianya jika mempunyai anak yang patuh, rajin dan
pandai. pada usia begini sudah tentu tidak dapat dikerasi, karena mereka akan
melawan dan semakin menjadi-jadi. tetapi jika mereka di nasihati baik-baik pun
tidak mau mendengar, malah jadi besar kepala.
Bagaimana
agar nasihat di dengar oleh remaja ABG ?
Bagaimana omongan orang tua di dengar remaja ABG ?
apakah sebaiknya menuruti kemauan mereka atau tidak ? apakah mereka dapat
berubah dan sadar dengan sendirinya sesuai dengan usia mereka ? kira - kira
sampai usia berapa anak itu sadar diri ? apakah semua remaja harus melewati
masa berontak dan menjengakelkan ini ? ini memang membuat pusing kepala akan
kelakuan remaja yang menginjak usia ABG.
Tentu tidak enak jika orang tua sudah mandi keringat
bekerja keras, sementara anak remaja mereka hanya cuek saja, terus main HP atau
melihat TV,tak bergeming untuk membantu ayah bundanya. atau si remaja jadi
penantang, tidak sopan, bolos, malas, dan keluyuran melulu, hanya karena
kemauannya tidak semuanya dapat dipenuhi. di kerasi salah tidak di kerasi juga
salah. tidak heran jika orang tua pusing dan bingung.
namun benarkah ini gejala umum atau hanya menimpa
segelintir ABG saja ? pada awal abad ini Stanley Hall telah menobatkan masa
remaja sebagai masa strom and stress, masa badai dan ketegangan, masa yang
penuh pertentangan dan perlawanan, bertolak belakang dari masa kecil yang lebih
aman dan lebih mudah diatur. Benarkah begitu ?
Yang perlu dilakukan orang tua, menurut Leila Ch.
Budiaman, cobalah perhatikan, apakah tiap kali kemauannya tidak dituruti ia
jadi keluyuran dan tambah tidak sopan, ataukah hal itu hanya muncul
sekalil-sekali saja ? kalau sikap "buruk" itu sudah menetap,
dikhawatirkan penyebabnya sudah tertanam jauh didalam pribadinya hingga sukar
dibongkar lagi. dibutuhkan bantuan para ahli terapi perilaku untuk mengubah
tingkah lakunya. perubahan perilaku ini tidak mudah dan cukup sekali berhasil.
untuk mendapatkan terapi ahli perilaku, cobalah hubungi fakultas psikologi
terdekat.
untuk memberikan terapi yang tepat, perlu dilihat dulu
apa penyebab utama munculnya masalah tersebut. apa problem sebenarnya yang di
hadapi si remaja ? apakah benar karena kemauannya tidak dituruti dia berontak,
ataukah ia berontak karena ia merasa selalu diabaikan ? apakah ia betul malas
dan pembangkang atau ia baru mendapatkan perhatian jika ia malas dan
membangkang ? Sebaiknya jika ia rajin belajar dan mendapat angka baik, ini
dianggap wajar saja ? jika si remaja
tidak suka menolong, apakah dulu anda rajin melatih dia untuk menjadi
penolong ? atau ada seorang baby sitter yang selalu siap melayani tiap
keperluannya hingga dia hanya dilatih untuk selalu jadi "tuan"
bagaimana anda mengharapkan "makan buah mangga" kalau yang di tanam adalah
"buah pepaya" ?
agar kata - kata orang tua dapat di dengar ramajanya,
tampaknya orang tua perlu dilatih dulu untuk dapat didengar oleh anak remaja
ABGnya. orangtua perlu menyelami jiwa
remaja dan kepentingannya, hingga dapat melihat dunia dari mata remaja. apakah
anda kenal teman-teman dekatnya ? cita-citanya ? kecemasan dan idolanya ?
pengertian inilah yang dapat mengubah nada suara orang tua, susunan kata-kata
yang di ucapkan pada mereka, sikap dan penilaian kita pada merekapun akan
menyesuaikan diri, hingga ucapan orang tua tidak terdengar main perintah saja.
sikap orang tua yang berbeda pun akan mengundang serangkaian sikap lain pula
dari para ABG ini. jika sudah dapat saling mendengar dan saling respek apa
gunanya remaja abg menentang orang tua ?
KIM Nawala
Kec. Tempeh Kab. Lumajang
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !