KEBUTUHAN BAHAN PANGAN
Sebagai sebuah Negeri yang memiliki tanah
pertanian yang subur, gemah ripah loh jinawi, Indonesia tidak seharusnya
melakukan impor bahan yang paling pokok yaitu bahan pangan. Sebagai warga
Negara, maka sudah menjadi kewajiban
kita semua untuk turut serta tidak hanya memikirkan pengadaan bahan
pangan, tetapi juga berbuat untuk mencukupi bahan pangan tersebut. Memang,
untuk bisa mencukupi kebutuhan pangan Nasional, tentu tidak bisa dilakukan
orang per orang, atau hanya satu dua instansi saja, perlu sebuah kebersamaan
sikap dan tindakan dalam hal ketahanan pangan.
Pengkajian dan analisis ketahanan pangan di
tingkat Nasional telah lama diperbincangkan bahkan dalam beberapa tahun
belakangan ini semakin hangat, terakhir Bapak Presiden Reepublik Indonesia
telah mencanangkan tentang kedaulatan Pangan Nasional. Hal itu memang harus dilakukan, mengingat
ketahanan pangan merupakan bagian dari pertahanan nasional suatu negara.
Organisasi Pangan dan Pertanian PBB - FAO pun telah menghimbau kepada
Pemerintah negara-negara di dunia untuk meningkatkan pengaturan mengenai
ketahanan pangan di Negaranya.
Sehubungan dengan hal itu, jika dicermati dan
diupayakan ada banyak bahan yang berasal dari hasil usaha tani, yang dapat
dijadikan bahan pangan pengganti beras, namun budaya masyarakat Indonesia
khususnya masyarakat pedesaan masih menganut pada faham lama yaitu, belum bisa
dikatakan makan jika belum makan nasi.
Tetapi juga sebenarnya dibeberapa daerah sudah lama pula, bukan beras
yang dijadikan makanan pokok, sebagai contoh : di Madura masyarakatnya lebih
memilih Jagung sebagai bahan makanan pokok, meskipun pada masa akhir akhir ini,
juga sudah mulai ada pergeseran bahan pangan pokok di Madura yang beralih pada
beras. Di Papua, dulu kita mengetahui bahwa bahan pangan pokoknya adalah sagu,
tetapi sejalan dengan banyaknya pendatang baru yang membawa budaya bahan pangan
beras, maka sekarangpun di Papua Beras menjadi bahan pangan pokok.
Dengan banyaknya pergeseran kebutuhan bahan
pangan masyarakat, yang sebelumnya kebutuhan pangan pokoknya jagung, beralih
pada beras. Yang tadinya singkong, beralih pada beras, yang dulunya sagu
beralih pada beras, maka kebutuhan pengadaan beras menjadi semakin bertambah
besar. Belum lagi adanya pertambahan penduduk baru, yang semakin tahun semakin
bertambah besar jumlahnya. Sementara lahan tanaman pangan semakin bertambah
hari bukannya bertambah luas, tetapi lahan tanaman pangan semakin bertambah
terdegradasi. Peralihan peruntukan lahan
dari lahan tanaman pangan menjadi area pemukiman, perkantoran bahkan area
industri, adalah salah satu penyebab kurangnya pasokan pengadaan bahan pangan
Nasional, khususnya beras.
Oleh sebab itu, untuk dapat memenuhi kebutuhan
pangan secara berkecukupan perlu adanya perubahan pola pikir secara menyeluruh
terhadap masyarakat, bahwa kebutuhan pangan pokok tidak hanya beras. Kebutuhan
pangan pokok dapat digantikan dengan bahan pangan yang lain seperti jagung, ubi, singkong, keladi, atau bahan
bahan pangan yang lainnya.
Beberapa tahun yang telah lalu, sebenarnya
pemerintah telah menggalakan adanya diversifikasi bahan pangan, dalam rangka
memperkuat ketahanan pangan Nasional. Namun seiring dengan bergejolaknya resesi
dunia yang berlanjut sampai pada krisis moneter, gaung dari program pemerintah
tentang diversifikasi bahan pangan pun, bagaikan hilang tertelan ganasnya krisis.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !