WASPADA
TERHADAP POLUSI DALAM RUANGAN
Kamar tidur adalah ruangan paling pribadi di
rumah. Di situ kita menghabiskan lumayan banyak waktu dalam hidup kita. Karena
itu, kamar yang "penuh racun" bisa jadi pemicu penyakit seperti
alergi atau asma. Tak banyak yang tahu bahwa polusi di kamar dan rumah ternyata
melebihi polusi di luar ruangan. Terlebih ketika penghuni rumah merokok.
Dari 24
jam waktu dalam sehari, sekitar enam jam kita pergunakan untuk tidur. Itu
berarti seperempat waktu kita ada dalam kamar. Meskipun pintu kamar dalam
keadaan tertutup rapat, sejatinya kamar
bukan tempat yang ideal untuk berlindung dari polusi. Environment Protection
Agency (EPA) dari AS mengatakan kadar polusi di dalam ruangan rumah-rumah di AS
justru melebihi polusi di luar ruangan.
EPA mengatakan kadar polusi di dalam rumah bisa dua sampai 100 kali
lebih besar dari kondisi diluar rumah, tergantung pada banyak faktor seperti
penghuni yang merokok atau tidak
Sumber
polusi di rumah ada secara alami berupa tungau yang ada di tempat tidur ( biasanya kasur yang terbuat dari kapas/kapuk
randu ) dan bantal. Tungau inilah yang menyebabkan alergi di saluran napas
dan gangguan asma. Tungau ini bersarang bukan hanya di tempat tidur tapi juga
di:
Karpet
Baik
baru atau pun lama, karpet mengandung bahan kimia yang merugikan. Karpet baru
atau lama mengandung bahan bernama VOC (volatile organic compounds atau senyawa
organik tak kasat mata) dan bahan-bahan kimia lain yang tak kalah berbahaya.
Dosa
karpet lama lebih banyak lagi karena mengandung bahan kimia yang mungkin
sekarang sudah dilarang diproduksi. Selain itu, karpet lama juga bertahun-tahun
menimbun tungau, debu, kotoran, pestisida dari zat antinyamuk dan bahan
berbahaya lain yang terbawa oleh sepatu, kaki atau kaki hewan peliharaan.
Solusi
Jangan
gunakan karpet di kamar. Pilihlah bahan alami sebagai materi untuk lantai
seperti bambu. Lepas sepatu dan letakkan di rak sepatu. Lalu pakailah sandal
kamar berbahan organik saat berada di rumah. Jangan gunakan lem untuk
merekatkan bahan pelapis lantai.
Tempat
tidur dan Seprai
Tempat
tidur bisa jadi sumber bahan kimia berbahaya. Bahan kimia itu bisa dari busa
poliuretane dan bahan sintetis lainnya. Selanjutnya, seprai juga ternyata
mengandung bahan bernama formaldehyde atau bahan petrokimia yang mengeluarkan
gas sepanjang malam.
Solusi
Pilih
seprai berbahan organik yang lebih lembut untuk kulit. Seprai organik juga
bagus digunakan mereka yang punya masalah kulit eksim. Bahan seprai alami juga
memberikan perlindungan dari tungau untuk mereka yang menderita alergi dan
asma. Pilihan bahan organik bisa berupa bahan katun organik atau wol.
Udara
EPA
mengatakan udara di dalam ruangan justru lebih terpolusi dibandingkan di luar.
Karena kita banyak menghabiskan waktu di dalam, udara di dalam rumah perlu
dijaga kualitasnya.
Solusi
Cara
termudah dan termurah untuk membersihkan udara dalam kamar adalah dengan
membukanya dan membiarkan udara segar masuk ke dalam. Tentu dengan catatan
apabila rumah tidak jauh dari jalan besar dan jendela dibuka di pagi hari.
Jangan
lupa menservis pendingin ruangan agar kualitasnya tetap bagus dan bersih. Bisa
juga kita memasang kipas angin di langit-langit untuk mensirkulasi udara panas
dan sejuk. Tentu kipas angin ini lebih murah dibanding pendingin ruangan.
Perabot
Rumah Tangga
Bahan
perabot rumah tangga baru mungkin sudah diproses secara kimia. Ini pasti
merugikan kesehatan kita
dan lingkungan hidup.
Solusi
Sebisa
mungkin perkecil paparan tubuh kita terhadap perabot rumah tangga yang berbau.
Benda seperti ini mengandung VOC. Barang berbau ini bisa didapat dari cat,
spidol, lem, plastik jenis tertentu seperti tirai PVC di kamar mandi dan lantai
vinyl. Hidung kita sudah langsung mengenali bau-bauan khas seperti itu.
Hindari
juga wewangian yang ditambahkan pada produk perawatan tubuh, pembersih, pewangi
cucian, pengharum ruangan dan lilin wangi. Pewangi itu diturunkan dari bahan
phthalates dan produk sampingan lain petroleum. Bahan seperti ini bisa
mengganggu hormon. Kalau ingin wangi, pilihlah pewangi dari minyak esensial
yang terbuat dari ekstrak tumbuhan. Memang lebih mahal tapi lebih aman
( Dikutip dari sumber TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA )
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !