FAKTA BAHAYANYA MERKURI
Dalam dunia pertambangan
khususnya pada tambang emas tradisional, dikenal cairan kimia yang dipakai
untuk mengikat logam emas, cairan tersebut dinamakan Merkuri. Dalam dunia
pertambangan tradisional, merkuri sangat dibutuhkan, tetapi dengan penanganan
yang asal asalan, terutama saat produksi telah selesai. Limbah dari proses produksi yang dilakukan
secara tradisional, cenderung mengakibatkan pencemaran pada lingkungan
pertambangan.
Merkuri diberi simbol HG
berasal dari bahasa Yunani yang berarti cairan perak. Dan Merkuri adalah
merupakan unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80.
Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari
lima unsur ( bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair
dalam suhu kamar, serta mudah menguap.
Beberapa sifat fisik dan
kimia yang menarik dari logam tersebut adalah pada temperatur kamar 25° celcius
berwujud cair, titik bekunya relatif rendah -39° Celcius dan titik didih
sekitar 357° Celcius, mudah menguap, mudah bercampur dengan logam-logam lain,
membentuk logam campuran atau dalam dunia kimia biasa disebut amalgam/alooy.
Efek merkuri pada kesehatan
terutama berkaitan dengan sistem syaraf, yang sangat sensitif pada semua bentuk
merkuri. Metilmerkuri dan uap merkuri logam lebih berbahaya dari bentuk-bentuk
merkuri yang lain, sebab merkuri dalam kedua bentuk tersebut dapat lebih banyak
mencapai otak. Pemaparan kadar tinggi merkuri, baik yang berbentuk logam,
garam, maupun metilmerkuri dapat merusak secara permanen otak, ginjal, maupun
janin.
Pengaruhnya pada fungsi otak
dapat mengakibatkan tremor, pengurangan pendengaran atau penglihatan dan
pengurangan daya ingat. Pemaparan dalam waktu singkat pada kadar merkuri yang
tinggi dapat mengakibatkan kerusakan paru-paru, muntah-muntah, peningkatan
tekanan darah atau denyut jantung, kerusakan kulit, dan iritasi mata. Badan
lingkungan di Amerika (EPA) menentukan bahwa merkuri klorida dan metilmerkuri
adalah bahan karsiogenik.
Pemaparan pada anak-anak
lebih rentan daripada orang dewasa terhadap merkuri. Merkuri di ibu yang
mengandung dapat mengalir ke janin yang sedang dikandungnya dan terakumulasi di
sana. Juga dapat mengalir ke anak lewat susu ibu. Akibatnya, pada anak dapat
berupa kerusakan otak, retardasi mental, buta, dan bisu. Bahkan, masalah pada
pencernaan dan ginjal juga dapat terjadi.
Oleh karena itu, merkuri
harus ditangani dengan hati-hati, keberadaannya dijauhkan dari anak-anak dan
wanita yang sedang hamil. Standard yang ditetapkan badan-badan Internasional
untuk merkuri adalah sebagai berikut :
- Air
Minum : 2 ppb ( 2gr dalam
1.000.000.000.{satu milyard gram air atau
diperkirakan satu juta liter } )
-
Makanan
Laut : 1 ppm ( 1 gram tiap 1 juta gram
) atau 1 gram dalam 10 ton makanan.
-
Diudara : 0,1 mg (miligram) metilmerkuri setiap 1m³,
0,05 mg/ m³ logam merkuri untuk orang-orang
yang bekerja. Selama 40 jam seminggu ( 8 jam sehari ).
Fakta Mengenai Bahaya Merkuri
Kasus tosisitas metil merkuri
yang tidak pernah terlupakan oleh kita adalah “Minamata Disease” di Jepang.
Berdasarkan hasil penelitian ditemukan bahwa penduduk sekitar kawasan tersebut
mengkonsumsi secara rutin ikan yang berasal dari laut disekitar Teluk Minamata
dan ternyata bahwa ikan telah tercemar logam merkuri yang berasal dari limbah
industri plastik. Gejala keanehan mental, dan cacat saraf mulai nampak terutama
pada anak-anak. Namun, gejala tersebut baru diketahui 25 tahun kemudian sejak
gejala penyakit tersebut ditemukan.
Kasus yang serupa juga terjadi
di Indonesia, di mana pada tahun 1996, ditemukan di Perairan Teluk Buyat di
Propinsi Sulawesi Utara telah dijadikan tempat perbuangan tailing, akibatnya
masyarakat yang mengkonsumsi ikan sekitar di teluk Buyat mengalami gangguan kesehatan
terutama penyakit kulit. Tailing tersebut berasal dari Kegiatan penambangan
yang merupakan pengambilan logam dari sumbernya termasuk logam berat dalam
pengambilan emas. Bijih primer yang terbungkus oleh mineral sufida yang kaya
akan logam-logam diekstraksi untuk memperoleh emas, kemudian sulfida tersebut
di buang ke alam.
Kejadian serupa juga terjadi
di beberapa tempat, khususnya pada daerah yang terdapat pertambangan emas dan
perak. Dari beberapa hasil uji yang dilakukan oleh Dinas terkait menyimpulkan
bahwa air sumur dan limbah yang berada disekitar tambang positif mengandung
mercury atau zat yang dapat mematikan.
Berdasarkan fenomena yang ada
maka dapat diketahui bahwa kegiatan penambangan bijih emas oleh masyarakat di
areal penambangan emas, dilakukan dengan cara amalgamasi. Cara tersebut
merupakan cara konvensional untuk mengekstraksi bijih emas dengan menggunakan
logam merkuri. Dengan cara ini ion Hg22 + dalam bentuk larutan dinteraksikan
dengan batuan bijih emas (Au) sehingga terbentuk suatu amalgam (campuran emas
terlarut dalam merkuri). Emas terlarut dalam amalgam segera terokidasi dengan
cepat oleh oksigen di udara membentuk Au 203.
Perlu diketahui bahwa Au3+,
pada dasarnya berada dalam bentuk Au203 dimana Au203 tersebut sangat mudah terdekompsisi
menjadi Au dan O2 pada suhu sekitar 150 C. Jika pemanasan yang lazim dilakukan
penambang emas konvesional pada prinsipnya mendekomposisi Au203 menjadi Au
(emas) dan oksigen (O2) dan sekaligus menguapkan merkuri yang masih bercampur
dengan emas. Uap merkuri tersebut sangat berbahaya bagi kesehatan sebagaimana
yang telah diungkapkan di atas.
Berdasarkan uraian di atas
maka patut semua pihak baik masyarakat maupun penentu kebijakan untuk menyikapi
hal tersebut secara arif dan bijaksana, sehingga kasus Minamata dan Buyat tidak
terjadi di daerah dan kota lain di Negeri yang tercinta ini.
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !