MENJARING PENGHASILAN SAMPINGAN
Harga
BBM yang merangkak naik, berimbas pada kenaikan harga barang kebutuhan pokok
yang ikut membumbung tinggi. Inflasi melonjak dan mencekik leher masyarakat.
Dalam situasi inflasi tinggi dan daya beli yang merosot tajam, yang paling
menderita rugi adalah mereka yang berpenghasilan tetap. Sementara para
pengusaha dan pedagang masih bisa mengotak atik struktur biaya untuk bertahan,
bahkan kalau mungkin mendongkrak margin laba, untuk masyarakat yang
berpenghasilan tetap, karyawan swasta maupun pegawai negeri harus membiasakan
diri dengan nilai mata uang yang semakin turun harganya.
Bagi
karyawan swasta termasuk pegawai negeri yang memiliki penghasilan tetap,
kenaikan harga kebutuhan pokok sama artinya dengan penurunan daya beli.
Mengharap atau menuntut kenaikan gaji agar daya beli kembali normal,
kemungkinannya kecil dan berat perjuangannya, itupun belum tentu berhasil.
Sebab salah melangkah maka akan menjadi bumerang bagi diri sendiri. Mengurangi
pengeluaran, juga merupakan hal yang hampir tidak mungkin, sebab tanpa ada
kenaikan harga kebutuhan pokokpun, mengatur belanja selama satu bulan sudah
pontang panting rasanya.
Para
orang tua jaman dulu selalu mengajarkan untuk berhemat, ngirit agar bisa
menjadi punya sesuatu, ajaran tersebut pada saatu pepatan bahwa Hemat pangkal
kaya. Tapi itu nasehat jaman dulu, ketika majapahit masih berjaya. Untuk
sekarang, rasanya sudah agak tidak pas lagi. Sebab pergerakan ekonomi saat ini
bergerak dengan cepat, siapa cepat akan dapat. Maka ketika masih harus berhemat
dan menabung dulu, kapan bisa mengejar pergerakan ekonomi yang bergerak cepat
itu ? Tidak ada orang kaya, milliyuner, jutawan menjadi kaya raya hanya karena
berhemat. Bukan berarti mengabaikan
belanja / pengeluaran dalam hal ini, tetapi yang seharusnya adalah, lebih pada
upaya untuk meningkatkan penghasilan lebih besar lagi. Menghemat memang sangat penting, yang berarti
menyelamatkan dari pemborosan, tetapi ada yang lebih penting lagi, yaitu bagaimana
caranya meningkatkan income / penghasilan.
Pada
saat sekarang, bagi karyawan atau pegawai negeri, memiliki penghasilan tetap
dari satu sumber saja, rasanya masih belum cukup. Selain kenaikan harga
kebutuhan pokok yang selalu naik dari waktu ke waktu, kebutuhan yang lain juga harus
dipenuhi diantaranya kebutuhan pendidikan anak-anak, kebutuhan biaya kesehatan
keluarga. dan dari kebutuhan kebutuhan lain tersebut, mengandalkan dari
penghasilan tetap menjadi tidak berdaya. Lima belas atau sepuluh tahun yang
lalu, mungkin belum ada kebutuhan pulsa. Sebab masih menggunakan telepon dari
Telkom, tetapi sekarang kebutuhan pulsa tidak saja untuk para orang tua, bahkan
anak-anak pun membutuhkan pulsa untuk aktifasi telepon seluler bahkan gadget
mereka. Sehingga wajar jika penghasilan tetap menjadi tidak berdaya, tatkala
ada kenaikan harga kebutuhan pokok karena imbas dari kenaikan harga BBM.
Saat
menyadari bahwa penghasilan tetap saja tidak cukup untuk memenuhi semua
kebutuhan, maka harus ada upaya untuk menambah penghasilan dari sisi yang lain.
Banyak cara bisa dilakukan untuk dapat menambah penghasilan, diantaranya
memulai bisnis sambil menjalankan hobi.
Keuntungan
menjalankan bisnis sambil menjalankan hobi memiliki dua keuntungan sekaligus,
contohnya adalah membuka kursus berenang, selain mendapatkan keuntungan dalam
mengajar berenang tetapi juga dapat menjalankan hobi yaitu berenang.
Atau
bisnis yang lain seperti jual beli burung berkicau, selain memang menjalankan
hobi untuk merawat burung berkicau, tetapi juga bisa memperdagangkan sebagai
bagian dari bisnis hobi. Dan masih banyak lagi hobi yang berpotensi untuk
mendatangkan hasil tambahan. Usaha apapun jika dilakukan atas dasr rasa senang
dan menyukai, biasanya akan memberikan hasil yang lebih baik lagi.
Pada
prinsipnya, peluang untuk mendapatkan penghasilan tambahan itu harus direbut
dan diperjuangkan, tanpa harus mengorbankan pekerjaan dan penghasilan utama.
Sebab tanpa diupayakan dengan sungguh-sungguh, tanpa diperjuangkan dengan
gigih, maka keinginan untuk mendapatkan penghasilan tersebut hanya tinggal
mimpi saja. Bagaimanapun, upaya ini adalah usaha untuk mendapat hasil
sampingan, bukan menjadi usaha sebagai penghasilan utama, jadi harus benar
benar dingat bahwa penghasilan sampingan tidak boleh mengorbankan penghasilan
utama.
Walaupun
tidak tertutup kemungkinan , bahwa
penghasilan tambahan yang diperoleh berjumlah jauh lebih besar dibandingkan
penghasilan utama. Memang ada juga beberapa ppengusaha yang sukses menjalankan
bisnis yang berawal dari usaha sampingan., begitu menjadi semakin maju dan
berkembang maka pekerjaannya ditinggkalkan untuk lebih fokus dan konsentrasi
membesarkan usahanya sendiri.
Peluang,
kesempatan begitu banyak terhampar, dan
begitu banyak potensi yang dapat di eksplorasi dan di eksploitasi, Jadi, kenapa
tidak mencoba berusaha sekarang ? mengapa harus ditunda-tunda lagi jika
kemauan, waktu dan potensi nya ada serta mendukung ?
Coba
hentikan menyiasati pengeluaran, berhenti menyiasati anggaran rumah tangga
dengan memperkecil nilai pengeluaran atau belanja, tetapi coba usahakan untuk
menuliskan nilai pengahasilan tambahan, coba membesarkan nilai penambahan
penghasilan dari usaha sampingan. Cobalah dulu, jangan berbantah bantah dengan
diri sendiri, lebih baik mencoba daripada hanya melihat............
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !