Kasih Ibu Tak Batas Waktu
{ kim nawala }- Seorang anak
adakalanya tak mempercayai pada besarnya kasih seorang Ibu pada anaknya, sang
anak seringkali membantah pada nasehat nasehat ibunya, bahkan tak jarang
seorang anak yang mencibirkan perkataan Ibunya. Berikut ini adalah kisah
inspirasi tentang kasih Ibu yang tak berbatas :
Seorang anak bertengkar dengan ibunya karena
ibunya menasehati, kemudian sang anak pergi meninggalkan rumah. Saat berjalan dengan emosi
yang tinggi, ia baru menyadari bahwa Ia tadi belum makan, dan ketika melewati sebuah
warung makan. Ia ingin sekali memesan makan karena lapar, namun ternyata ia
tidak memiliki uang serupiahpun.
Pemilik warung makan itu adalah seorang Ibu
yang sudah beruban disebagian rambutnya, melihat anak lelaki yang berdiri cukup
lama didepan warung makannya, si Ibu
pemilik warung makan itu datang menghampiri anak lelaki itu dan bertanya, “ Nak, apakah kamu ingin pesan makan ?”
dan si anak lelaki itu menjawab “ iya ibu,
tetapi saya tidak memiliki uang untuk membeli “
“ ah tidak apa apa, ayo masuk kewarung biar
Ibu siapkan makan untukmu “, jawab ibu pemilik warung itu dengan tersenyum
ramah. Ada damai yang dirasakan oleh anak itu ketika melihat Ibu pemilik warung
itu tersenyum dan menggandeng tangannya untuk masuk kedalam warung.
Si anak lelaki itu segera makan dengan
lahapnya, karena memang perutnya sudah sangat lapar, tetapi ditengah makannya
anak lelaki itu tiba tiba menangis, airmatanya berlinang linang. Melihat anak
lelaki itu menangis, ibu pemilik warungpun bertanya, “ ada apa nak, kenapa kamu
menangis ? “
“ Tidak ada apa apa Ibu, saya hanya merasa
sangat terharu pada ketulusan dan perhatian Ibu. Karena Ibu yang belum saya
kenal, tetapi sangat memperhatikan dan telah memberi saya makan tanpa meminta
bayaran dan tanpa menyuruh saya mengerjakan pekerjaan apapun. Padahal Ibu saya
jika membri sesuatu pasti menyuruh saya untuk mengerjakan sesuatu terlebih
dahulu “’ jawab si anak lelaki sambil terus sesenggukan.
Dengan tersenyum Ibu pemilik warung itupun
berkata , “ oh...nak, kenapa kamu
berfikir seperti itu ? tidak baik berburuk sangka pada Ibumu. Cobalah kamu renungkan baik baik, aku hanya
memberimu sepiring makan untukmu saat kamu sangat memerlukan, dan itu telah
membuatmu terharu dan menangis. Tetapi coba kamu ingat ingat, apa yang sudah
dilakukan Ibumu saat kau masih bayi hingga sekarang ? tanpa kenal waktu, saat
kau menangis karena lapar maka ibumu
akan menyusuimu, meskipun Ibumu tengah terlelap dalam tidurnya. Sampai dengan
saat inipun Ibumu masih tetap menyiapkan kebutuhan makanmu, tanpa harus kamu
minta. Adapun jika Ibumu menyuruhmu mengerjakan sesuatu sebelum permintaanmu
diberikan, itu adalah sebuah pelajaran dari Ibumu yang luar biasa. Ibumu telah
mengajarkan kepadamu tentang bagaimana kamu harus menghargai pemberian, agar
kamu bisa menerima pendapat dan sikap orang lain. Harusnya kamu berterima kasih
pada Ibumu yang telah melayanimu dan memberikanmu pengertian yang luar biasa “.
Sianak lelaki tersebut terhenyak seketika saat
mendengar nasehat pemilik warung dan berfikir, “ kenapa aku tidak pernah
memikirkan hal itu, betapa egoisnya aku. Betapa aku telah menyia nyiakan kasih
sayang Ibuku. Ibu maafkan anakmu , aku segera kembali dan berbakti padamu “.
Sianak lelaki itu segera menghabiskan
makannya, kemudian dengan mengucapkan terima kasih atas pemberian makan dan
nasehat ibu pemilik warung si anak lelaki beranjak pulang. Dengan menguatkan
hatinya si anak lelaki tersebut melangkah pulang menuju rumah ibunya. Menjelang
malam barulah ia sampai didepan rumah Ibunya, didepan rumahnya si anak lelaki
itu melihat Ibunya berdiri didepan pintu.
Ia melihat diwajah ibunya yang lelah dan cemas, air matanya menetes
perlahan ketika ibunya melihat kedatangannya pulang kerumah Ibunya.
“ oh anakku..................., kau sudah
pulang nak. Ayo cepat masuk nak”, sambut
ibunya ketika melihat kedatangan anaknya. Dipeluknya si anak lelaki tersebut
dengan penuh kasih seorang Ibu.
“ ayo nak masuk kerumah, itu ibu sudah
menyiapkan makan malammu dengan telor dadar kesukaanmu “, kata Ibunya.
Mendengar ucapan ibunya, si anak lelakai tak
dapat lagi menahan tangisnya, dan pecahlah tangisnya dihadapan Ibunya.
Demikian kisah ini dituliskan, semoga dapat
menjadi inspirasi bagi kita semua, untuk mengingatkan pada kasih sayang seorang
ibu. Meskipun hatinya telah tersakiti, tetapi pintu maaf senantiasa terbuka
untuk anak anaknya. ( KIM-N/C.A)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !