Kerjasama
KIM Nawala dan KIM Wiku
Dalam Proses
pengolahan kelapa terpadu
Minyak Goreng Kelapa Klentik |
( KIM Nawala )- Kebutuhan minyak goreng di Kalangan masyarakat terus meningkat seiring adanya penambahan jumlah penduduk dan berkembangnya makanan olahan yang diproduksi khususnya masyarakat. Sementara itu pula, dipasaran banyak beredar minyak goreng yang dijual curah tanpa adanya jaminan kesehatan. Sehingga muncul kekhawatiran jika mengkonsumsi minyak goring tersebut.
Kabupaten Lumajang yang menempati diposisi
pantai selatan, tentu memiliki banyak tanaman jenis kelapa. Dan seperti yang
diketahui bersama, kelapa adalah salah satu bahan minyak goreng yang telah
dikenal sejak lama. Tetapi oleh karena banyaknya produk minyak goreng olahan
kelapa sawit, sedikit demi sedikit minyak goreng kelapa atau biasa disebut
minyak klentik ini banyak ditinggalkan oleh masyarakat.
Setelah masyarakat beralih mengkonsumsi
minyak kelapa sawit, maka produksi kelapa menjadi berlimpah yang pada akhirnya
nilai jual kelapa menjadi sangat rendah. Murahnya harga jual kelapa membuat
petani enggan membudidayakan kelapa dalam jumlah besar, harapannya agar harga
kelapa kembali menguat ketika pasokan barang dipasar menjadi sangat berkurang.
Dalam rangka itulah maka sedikit demi sedikit kelapa banyak dipanen muda yang
dikonsumsi sebagai minuman kelapa muda, atau kemudian dideres untuk diambil
niranya yang dijadikan sebagai bahan pokok pembuatan gula merah.
Setelah puluhan tahun berlalu, dan ketika
masyarakat telah menjadi tergantung pada minyak goreng olahan kelapa sawit,
baru masyarakat menyadari bahwa harga minyak goreng olahan kelapa sawit tidak
pernah mengalami penurunan harga, dari waktu ke waktu harga minyak kelapa sawit
terus merangkak naik. Saat harga minyak goreng sudah demikian mahal, baru
kemudian teringat pada minyak klentik yang diproses secara tradisional.
Kesadaran inilah yang mendorong KIM
Nawala Kec. Tempeh bekerja sama dengan
KIM Wijaya Kusuma Kec. Rowokangkung
untuk melakukan pelatihan pengolahan kelapa terpadu untuk masyarakat di Kec.
Rowokangkung.
Dari praktek pengolahan kelapa terpadu
tersebut, dapat dihasilkan produk utama dan produk turunan nya.Mulai dari sabut
yang diproses kemudian menjadi cocofiber dan cocopeat, daging kelapa yang
diproses menjadi santan dan minyak kelapa sebagai produk utama, ampas perasan
daging kelapa yang diproses sebagai bungkil kelapa, air kelapa yang kemudian
diproses menjadi Nata decoco, batok kelapa yang diproses menjadi karbon dan
pada proses karbon tersebut sekaligus didapatkan hasil samping asap cair.
Sehingga jika dijumlah hasil proses kelapa terpadu tersebut menjadi sangat
besar hasilnya.(kim/c.a)
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !