NARKOBA
SEBAGAI BAGIAN DARI PROXY WAR
Penyalah gunaan Narkoba di Indonesia diyakini memiliki
keterkaitan dengan strategi Proxy War. Hal tersebut dilakukan untuk merusak
generasi muda Indonesia sehingga bangsa Indonesia dimasa depan tidak memiliki generasi
yang berkualitas tinggi.
Direktur Diseminasi Informasi Badan Narkotika Nasional
( BNN ) Drs. Gun Gun Siswadi. M.Si mengatakan bahwa “ kalau korupsi korbannya
adalah ekonomi dan uang negara yang dicuri, sementara terorisme adalah nyawa
orang yang tidak berdosa, sedangkan kejahatan narkotika adalah generasi yang
hilang atau Lost generation “.
Peredaran narkoba di Indonesia sudah merajalela dengan
berbagai bentuk dan sampai ke daerah perbatasan serta pelosok pedalaman. Pada
bulan November tahun lalu, pabrik narkoba Red Ice yang membungkus narkoba dalam
bentuk permen karet berhasil dibongkar aparat berwajib di apartemen kawasan
sunter dan tamansari, jakarta. (http://dedihumas.bnn,go.id/read/section/berita/2013/11/19/808.) Dari 16 orang tersangka, empat diantaranya warga
negara asing. Pada bulan mei, seorang aparat juga ditemukan tewas di Diskotik
Stadium, tamansari, Jakarta Barat, karena overdosis narkob. Dan hasil
penggerebekan pasca kejadian tersebut Polisi menyita sedikitnya 45.000 butir
pil ekstasi berikut 600 gram sabu dan 55 butir happy five yang tersimpan
didalam loker karyawan. Dan masih banyak lagi tempat-tempat hiburan malam,
rumah makan dan tempat rekreasi yang menjadi pusat peredaran narkoba. Seakan
akan aparat berwajib tak kuasa mengendalikan derasnya peredaran obat-obatan
terlarang di Indonesia.
Indonesia dengan jumlah penduduk yang besar dan
tingkat prevalensi yang tinggi memang merupakan pasar yang sangat menarik dan
menguntungkan bagi bandar narkoba yang umumnya merupakan sindikat internasional.
Jika diakhir abad -20 Indonesia masih berstatus sebagai negara transit, maka
kini Indonesia sudah beralih menjadi negara konsumen.
Pemakai narkoba menurut data BNN mengalami kenaikan
dari 1,5% penduduk pada tahun 2005, menjadi 2,6% di tahun 2013. Dan
diperkirakan akan mencapai 2,8% di tahun 2015, yang artinya lebih dari 5,1 juta
penduduk Indonesia menyalah gunakan narkoba. Selain itu angka kematian tiap
tahun akibat narkoba berada pada kisaran 15.000 jiwa ( http :www.pelita.or.id./baca.php.id=38512). Fakta fakta diatas sangat memprihatinkan dan dapat
menghancurkan generasi muda untuk jangka panjang. Narkoba telah menyerang
secara masif mulai dari kalangan
eksekutif muda sampai dengan anak sekolah. Melalui konspirasi internasional,
generasi muda Indonesia tanpa sadar dapat dihancurkan tanpa harus menggunakan
kekuatan bersenjata. Aparat pemerintah pun sampai saat ini masih kewalahan
untuk mencegah dan menguranginya.
Disampaikan
oleh : Jenderal TNI Gatot Nurmantyo, pada forum silaturahmi GM-FKPPI di
Hotel Singhasari – Kota Batu Jatim
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !