Meningkatkan
Keunggulan Budaya Lokal
(
Perpusdes Tunas Bangsa )- Meningkatkan Keunggulan Budaya Lokal yang dimaksud di sini perlu diartikan secara luas, bukan semata produk
kreatifitas berkesenian, gaya hidup, tetapi juga pola sikap, pemikiran maupun
perilaku ( Koentrajaningrat ). Tidak
berbeda dengan daerah lainnya di Indonesia, terutama di Jawa Timur bagian
Selatan, dinamika budaya di Lumajang mengalami pergeseran yang mulai
menimbulkan gelagat mengkhawatirkan. Sebagai salah satu contoh, adalah
terjadinya pergeseran pemahaman budaya pendangkalan terhadap nilai moral, krisis jati diri dan integritas kepribadian
pada kalangan kelompok individu tertentu. Jika keadaan ini terus berkembang,
dikhawatirkan dapat mengancam integrasi sosial masyarakat Lumajang. Padahal,
yang diinginkan mayoritas masyarakat Lumajang tak lain dari kesatuan,
ketenteraman, kesejahteraan dan harapan hidup yang lebih baik sesuai dengan
nilai luhur budaya yang dimilikinya.
Karenanya, perilaku budaya seperti
kehalusan budi pekerti dalam
pergaulan, rasa keadilan, penghormatan terhadap keseimbangan antara hak dan
kewajiban di dalam interaksi sosial setiap individu masyarakat Lumajang perlu
menjadi salah satu prioritas utama dalam program pembangunan. Sikap
adil, kehalusan budi pekerti, menghormati setiap hak dan kewajiban, perlu
diteladankan oleh segenap Pimpinan, Tokoh Agama, Tokoh masyarakat dan segenap
komponen masyarakat lainnya. Sehingga sikap yang telah dilakukan oleh para
Pimpinan dan para Tokoh tersebut dapat dijadikan panutan bagi seluruh
masyarakat Kabupaten Lumajang.
Kepanutan sikap dan perilaku para Pimpinan
dan Para Tokoh semakin diperlukan
mengingat Lumajang pun mulai terkena imbas dari pergeseran nilai budaya asing yang cenderung bisa menimbulkan benturan nilai
terhadap ketahanan budaya. Apabila nilai dalam kehidupan masyarakat
Lumajang, seperti menghormati,
memahami, memikirkan, merasakan dan
menghargai adanya perbedaan budaya masih belum berjalan dengan baik, maka
pergeseran itu tentu akan
menimbulkan keadaan masyarakat yang anomali, serta
ketidak taatan terhadap kaidah/ aturan. Oleh karena itu, diperlukan tindakan ketahanan
budaya melalui keseimbangan transformasi nilai budaya luar/asing dan kearifan budaya lokal.
Keseimbangan itu semakin diperlukan
mengingat unsur-unsur pembentuk budaya seperti komunikasi dan bahasa, kesenian,
perfilman, pakaian, penampilan, kebiasaan makan, nilai dan norma, dan sikap
serta rasa mempercayai masih
belum selaras dengan perkembangan dinamika kehidupan masyarakat. Kebutuhan kehidupan Lumajang yang tak
lepas dari pengaruh nilai-nilai budaya global, membutuhkan adanya perubahan dalam kebiasaan
membaca dan belajar, serta sikap kritis dan analitis untuk mencegah terjadinya
benturan budaya dan pergeseran nilai.
Demikian pula perlu ada perhatian dalam
mengembangkan bidang kesenian dan sastra, serta ekspresi kebebasan dalam seni
mencipta dan jangkauan layanan perpustakaan untuk memasyarakatkan budaya
membaca dan menulis, termasuk pemasyarakatan penggunaan bahasa daerah dan juga
bahasa Indonesia sebagai bahasa Nasional. Sementara itu derasnya arus budaya asing melalui film dan media
lainnya telah menimbulkan dampak terhadap perubahan perilaku kehidupan
masyarakat. Dengan demikian harmonisasi
antar unsur pemberntuk budaya dan pengayaan terhadap system budaya sebagai
rujukan system nilai merupakan tantangan yang dihadapi. ( FK-P/CA )
0 komentar:
Speak up your mind
Tell us what you're thinking... !